Minggu, 14 Juni 2009

Tips & Trik merawat bunga

Tips Merawat Bunga Segar.
Bunga potong yang disusun dalam Vas akan lebih mempercantik ruangan anda, dan dapat memberikan kesan anggun dan alami.
Berikut diberikan tips agar bunga potong anda tetap kelihatan segar setidaknya bertahan selama tiga sampai tujuh hari di dalam vas bening tanpa spon.:
  • Bersihkan bunga dari dedaunan yang busuk atau hampir busuk untuk menghindari kontaminasi bakteri berlebih pada bagian bunga yang masih segar.
  • potong ujung batang bunga sekitar satu sampai dua senti dari tepi potongan sebelumnya, dengan bentuk irisan serong. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas permukaan batang yang menyerap air dan menghindari pembusukan.
  • Hampir semua bunga potong menyukai air, dalam sehari bunga potong mampu menyedot air seperempat dari ukuran Vas yang dipakai.
  • Campurkan air sebagai media tanaman dengan sedikit gula. Ini akan memperpanjang kesegaran bunga dalam vas selama mungkin.
  • Ganti air yang ditambahkan gula tersebut dan potong ujung batang bunga sepanjang satu-dua senti setiap hari untuk menghindari dehidrasi dan pembusukan batang.
  • Semprot bunga potong anda paling tidak 3 kali dalam sehari
  • Hindarkan bunga potong anda dari sinar matahari langsung, dekat dengan pesawat Televisi, Oven dll yang menimbulkan panas. Ini akan menyebabkan dehidrasi yang akanmempercepat layunya bunga potong
  • Kalau anda menerima bunga potong dari kolega, segera pindahkan bunga potong ke dalam Vas bunda, dan jangan lupa cek pasokan airnya
  • Bunga potong memiliki daur hidup (dari segar sampai layu) sangat bervariasi, mulai dari 2 hari sampai 20 hari tergantung jenis bunga potongnya.
  • Berikut cuplikan tabel daur hidup bunga potong:

Jenis Bunga

Perkiraan Hidup

Roses

3- 21 hari

Carnation

5-14 days

Daisies

7 -21 days

Mums

7-21 days

Iris

1-4 days

Lilies

2-7 days

Tulip

2-5 days

Liatris

5-14 days

Tropical Flowers

7-21 days

Teman yang malang

Wahai temanku . . .
Engkau sangat gigih
Dalam berjuang dan berusaha
Demi mencukupi kebutuhan hidupmu


Wahai temanku . . .
Engkau tetap berusaha
Walaupun pekerjaanmu seorang pemulung
Tapi engkau tidak malu
Tetap,terus dan terus berusaha
Dan berjuang sampai akhir hayatmu

Teknik Pembuatan Pupuk Organik/Kompos

1. Bahan

Hijau-hijauan/daun-daunan, rumput atau jerami 1 ton, pupuk kandang 200-300 kg, sekam padi 100-200 kg, dedak/bekatul 50-100 kg, stater/bahan pengurai 0,2-0,5 liter, tetes tebu/gula 1-2 kg dan air 300 - 500 liter (secukupnya)

2. Persiapan tempat

Sebaiknya dibuatkan lobang dengan ukuran 2 x 2,5 dengan kedalaman 40-60 cm, usahakan tempatnya tidak terbuka atau kena sinar matahari langsung, seperti di bawah pohon sebaiknya dibuatkan naungan/gubuk untuk mengindari sinar matahari langsung dan hujan.

3. Cara Pebuatan

Supaya proses pengomposan lebih cepat hijaun/daun-daunan, jerami dipotong-potong kurang lebih 5-10 cm. tetes tebu/gula dan stater pengurai dilarutkan dengan air dalam ember/bak plastik diaduk sampai merata, potongan-potongan hijauan/jerami dicampur dengan pupuk kandang, dedak, sekam, serbuk gergaji dan limbah pertanian lainnya secara merata, siramkan larutan secara perlahan-lahan kedalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 50%, bila adonan dikepal dengan tangan air tidak keluar dari adonan, bila kepalan dibuka maka adonan akan megar, sewaktu pengadukan dan penyiraman langsung dimasukan kedalam lobang yang sudah disiapkan, usahakan tumpukan bahan yang sudah diaduk tingginya tidak melebihi 60 cm dari permukaan tanah, tutup dengan terpal/plastik agar tidak terjadi penguapan, bisa juga ditutup dengan lumpur seluruh permukaan, tancapkan bilah bambu sekitar 10-15 cm agar udara luar masuk, sehingga proses pengomposan/fermentasi berjalan lebih cepat

4. Pemeriksaan/Pengamatan

Setelah 2-3 hari tumpukan diperiksa, dengan cara membuat lubang, kemudian dimasukan tangan, apabila didalam tumpukan dirasa suhunya cukup tinggi maka dapat dipastikan proses pengomposan sedang terjadi, kalau didalam tumpukan sehunya rendah, berarti tidak terjadi proses pengomposan, untuk itu perlu diulangi penyiraman dengan larutan tetes tebu/gula dan stater/pengurai, 2 atau 3 hari sekali tumpukan disiram, sesuai dengan keadaan/kelembaban, untuk tumpukan yang memakai tutup terpal/plastik, setelah 6-7 hari perlu dilakukan pengadukan dan disiram seperlunya agar terjadi sirkulasi udara, dengan demikian diharapkan mikroba akan berkembang dan proses pengomposan lebih cepat, setelah 20-30 hari dilakukan pemeriksaan kembali dengan cara memasukan tangan kedalam tumpukan, apabilia temperatur didalam tumpukan suhunya menjadi turun, maka pengomposan sudah jadi dan siap panen, Apabila tercium bau yang kurang enak dari dalam tumpukan menandakan proses pengomposan tidak sempurna dan perlu diulangi kembali. Cara memeriksa lain yaitu dengan menusuk-nusuk tumpukan dengan kayu/bambu, apabila tusukan lancar/tidak menyakut, maka pengomposan berhasil dan siap dipakai.